3M, Penentu Kemenangan PilGub Jakarta

Posted by By at 5 January, at 09 : 13 AM Print

Ada 101 daerah yang melakukan Pilkada serentak pada tahun 2017, namun hanya Pilgub Jakarta yang mampu menyedot perhatian publik begitu luas. Bukan hanya karena letaknya yang strategis sebagai ibukota negara, Pilgub Jakarta dipandang publik sebagai pertarungan “antara” menuju pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019. Pemilu 2019 memang masih jauh tapi melihat bagaimana proses tarik-ulur yang menegangkan dalam penentuan siapa kandidat yang akan bertarung di PIlgub Jakarta, kita bisa memaklumi pandangan tersebut.

Pilgub Jakarta kali ini memang bisa menjadi barometer politik Indonesia masa depan. Masyarakat Jakarta yang heterogen dimana semua entitas penduduk Indonesia bertemu dan berkumpul di Jakarta menjadi ukurannya.

Dalam Pilgub Jakarta ini saya berpandangan, tanpa menafikan faktor lain, ada tiga entitas pemilih yang akan sangat menentukan keterpilihan seorang kandidat menjadi Gubernur Jakarta berikutnya, Tiga entitas itu saya menyebutnya 3M. 3M itu adalah Pemilih Milennnial, Pemilih Middle-Class, dan Pemilih Moslem.

Pemilih Millennial
Generasi Millennial atau juga biasa dikenal sebagai Generasi Y adalah generasi yang lahir tahun 1981 – 1999, berarti saat ini mereka adalah pemilih yang berusia 17-35 tahun. Menurut BPS jumlah penduduk Jakarta yang dalam rentang usia 17-35 tahun ini sebesar 38.12%.

Karakteristik yang menonjol dari pemilih Millennial adalah mereka cenderung bukan pemilih ideologis. Dalam kajian yang dilakukan oleh Alvara Research Center tahun 2012, pemilih dalam rentang usia muda memiliki sikap politik yang cederung apatis dan dan banyak diantara mereka yang swing voters, mereka juga cenderung tidak memiliki tingkat loyalitas yang tinggi terhadap partai

Pemilih Middle-Class
Jakarta adalah provinsi dengan tingkat pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia, tahun 2014 tercatat pendapatan perkapita Jakarta sebesar Rp. 174,824 juta per tahun, jauh diatas pendapatan per kapita nasional yang hanya sebesar Rp 42,432 juta per tahun.

Bila dibandingkan provinsi-provinsi lain, pendapatan perkapita Jakarta hanya bisa disaingi oleh Kalimantan Timur dan Riau, kedua provinsi ini juga memiliki pendapatan perkapita diatas Rp. 100 juta pertahun. Bahkan kalau di bandingkan dengan provinsi di Jawa, pendapatan perkapita Jakarta jauh lebih tinggi, provinsi-provinsi di Jawa pendapatan pe kapitanya tidak ada yang lebih besar dari Rp 50 juta per tahun

Karena itu tidak salah bila dikatakan penduduk Jakarta memiliki kelas menengah yang sangat dominan. Berbicara kelas menengah kita tidak bicara hanya soal kemampuan daya beli saja yang tinggi, tapi juga bicara soal perubahan mindset, pola pikir, nilai-nilai, dan perilaku. Kelas menengah juga merupakan pemilih yang kritis dan rasional dalam menentukan pilihannya.

Pemilih Muslim
Menurut Sensus Penduduk BPS tahun 2010 penduduk Muslim di Jakarta 85,36 %, secara proporsi paling besar ada di Jakarta Selatan, terendah ada di Jakarta Barat dan Utara. Jumlah yang cukup besar untuk diperebutkan 3 pasang calon gubernur DKI Jakarta

Dalam kancah politik pemilu partai-partai berbasis islam juga memiliki sejarah menjadi pemenang di DKI Jakarta, PPP di era orde baru selalu menjadi pemenang di Jakarta, kecuali pemilu tahun 1997. Paska reformasi PKS juga pernah menjadi jawara di Jakarta, selain itu PDI Perjuangan dan Demokrat juga pernah menjadi juara di Jakarta.

Menarik bila kita melihat basis dukungan ketiga calon guburner DKI Jakarta. Partai pendukung Ahok-Djarot semuanya partai nasionalis (PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, Hanura), sementara dua kandidat lainnya didukung oleh kombinasi partai nasionalis dan partai berbasis islam. Anis-Sandi didukung Gerindra-PKS, Agus-Sylvia didukung oleh Demokrat-PPP-PKB-PAN.

Secara sederhana kalau kita bagi segmen pemilih muslim menjadi 3 segmen, pemilih konservatif, moderat, libelar/sekular maka dari beberapa kecenderungan kita bisa melihat pemilih konservatif hampir dipastikan tidak akan memilih Ahok, di Jakarta pemilih konservatif ini dikisaran 20an persen. Sebaliknya pendukung utama Ahok adalah muslim sekuler.

Lalu dimana posisi muslim moderat? Secara jumlah muslim moderat adalah yang terbesar di Indonesia dan juga di Jakarta, saya kira muslim moderatlah yang menjadi bandul yang menentukan siapa yang akan terpilih menjadi gubernur Jakarta.

Lalu bagaimana tiga entitas 3M bila dikaitkan dengan 3 kandidat Gubernur Jakarta? Saya mencoba melakukan hypothetical analysis secara subyektif berdasarkan informasi yang sekarang beredar saat ini, maka kekuatan tiga kandidat itu ternyata cukup merata dan saling mengisi disetiap tiga entitas tersebut. Pasangan Ahok-Djarot memiliki keunggulan di pemilih Kelas Menengah, tapi lemah di Pemilih Muslim. Pasangan Anis – Sandi unggul di Pemilih Muslim, tapi lemah di Pemilih Millennial. Pasangan Agus – Sylvia unggul di Pemilih Millennial, tapi lemah di pemilih pemilih Kelas Menengah. selangkapnya bisa dilihat di grafik dibawah ini

3m

Melihat konstelasi diatas maka bisa kita katakana saat ini terlalu dini untuk bisa menyimpulkan siapa yang akan menjadi pemenang di Pilgub Jakarta, dinamika pergeseran suara menjelang hari pemilihan akan sangat dinamis sekali tergantung kelihaian masing-masing kandidat dan timsesnya dalam mempengaruhi tiga entitas 3M tadi. Dan tentunya Pilgub Jakarta kali ini akan semakin mendebarkan dan sangat menarik untuk dinikmati.

Oleh:
Hasanuddin Ali
Founder and CEO Alvara Research Center

Social Politic : News & Insight , , , , , , , , ,

Leave a Reply

Slot Deposit Pulsa Togel Deposit Pulsa Poker Deposit Pulsa Slot Online Slot Deposit Pulsa SLOT ONLINE Slot Online Slot Deposit Pulsa Tanpa Potongan Poker Pulsa Deposit pulsa tanpa potongan Dingdong togel http://206.189.151.151/ Slot Deposit Pulsa Slot Pulsa