Aburizal Bakrie Populer Tapi Tidak Dipilih
Posted by By admin at 27 January, at 07 : 58 AM Print
Survei Popularitas dan Elektabilitas Partai dan Capres Di Urban Indonesia
Jakarta, 22 Oktober 2012, Mendekati tahun 2014, nama – nama kandidat calon presiden semakin banyak bermunculan, beberapa kandidat sudah mendeklarasikan pencalonannya, sementara kandidat yang lain meski sudah hampir pasti maju menjadi calon presiden masih menunggu waktu dan momentum yang tepat untuk mengumumkan pencalonannya.
Menjawab keingintauan publik terkait dengan nama-nama capres yang beredar maka AlVARA melakukan survei terkait dengan popularitas dan elektabilitas nama-nama capres yang sudah beredar. Survey ini juga sekaligus mengukur popularitas partai sebagai basis pendukung utama capres tersebut dalam pencalonannya.
Survei ini bersifat independen dan tidak memihak partai dan kandidat manapun. Survei kami lakukan terhadap 1216 responden dengan margin of error 2,87%, di 6 kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar dengan usia 17 – 49 tahun. Wawancara kami lakukan selama bulan September 2012.
Sepuluh temuan utama dari survey yang di lakukan ALVARA antara lain:
- Popularitas partai dengan ideologi dan basis masa nasionalis masih akan mendominasi suara pemilih, sementara partai-partai dengan ideologi dan basis massa Islam stagnan dan cenderung semakin turun
- Popularitas PDI Perjuangan dan Partai Golkar masih yang tertinggi, sementara Partai Demokrat terpuruk di peringkat tiga
- Sebagai partai baru, Popularitas Partai NasDem mampu bersaing dengan partai-partai yang sudah lama, pengaruh pemberitaan yang masif melalui Media TV mampu mulai mendongkrak popularitas Partai NasDem
- PDI Perjuangan dan Partai Golkar akan bersaing ketat dalam memperebutkan suara tertinggi pemilu, sementara suara Partai Demokrat di prediksi akan turun signifikan di banding tahun 2009
- Dibanding partai lain, loyalitas pemilih Partai Demokrat sangat rendah, hanya 28,8 pemilih Demokrat tahun 2009 yang akan memilih kembali Partai Demokrat
- Dari segi popularitas Aburizal Bakrie paling tinggi, tapi dari sisi kelayakan dan elektabilitas posisi Aburizal Bakrie sangat rendah
- Capres alternatif seperti Dahlan Iskan, Hatta Rajasa, Sultan HB X, dan Mahfudz MD mulai di kenal dengan baik oleh pemilih, namun demikian para capres alternatif ini masih harus berjuang untuk memperkenalkan diri secara lebih luas ke publik untuk meningkatkan popularitasnya
- Secara umum Prabowo dan Jusuf Kalla dianggap paling layak menjadi Presiden Indonesia di banding capres lain, mereka berdua juga memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi
- Dengan rasio kelayakan dan elektabilitas yang baik, Jusuf Kalla, Prabowo, Sultan HB X, Dahlan Iskan, dan Mahfudz MD memiliki peluang untuk terus bersaing dalam bursa pencalonan Presiden atau Wakil Presiden di kemudian hari
- Pemilih Partai Golkar tidak solid mendukung Aburizal Bakrie sebagai capres, hanya 21,1 % pemilih Golkar yang akan memilih Aburizal Bakrie, sementara Prabowo mendapat dukungan yang cukup solid dari pemilih Gerindra.
Dengan melihat temuan dan hasil survey di atas, bisa disimpulkan bahwa masih banyak ruang dan waktu bagi setiap kandidat untuk memperkuat popularitas dan positioning di mata pemilih. Selain itu diperlukan pola pendekatan yang lebih membumi untuk mampu membangun kedekatan dan ikatan batin antara kandidat dan pemilih.
Di sisi lain para kandidat alternatif yang tidak dipersepsikan oleh pemilih terlalu dekat dengan partai memiliki keuntungan karena mereka bisa mendapatkan suara pemilih dari berbagai lintas partai, tergantung dari program dan pola pendekatan mereka dalam mengambil hati para pemilih.