Press Release: Aspirasi Pemilih Muslim Kota: Siapa Yang Paling Unggul?
Posted by By admin at 9 June, at 13 : 59 PM Print
ASPIRASI PEMILIH ‘MUSLIM KOTA’ INDONESIA : SIAPA YANG PALING UNGGUL ?
– SURVEI 10 KOTA DI INDONESIA
Alvara adalah sebuah biro riset dan konsultasi dibidang Pemasaran dan Sosial Politik, dan merupakan anggota dari PERSEPI (Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia) dan PERPI (Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia. Dibidang politik sebelumnya Alvara juga telah mempublikasikan hasil survey-survey independen dari aspirasi politik kelas menengah urban.
Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, arus urbanisasi yang cukup deras menjadi kajian menarik untuk melihat pilihan muslim kota dalam situasi politik mendekati pemilihan presiden pada 9 Juli 2014 nanti. Berbagai kampanye yang di lakukan oleh kedua kandidat capres kelihatan sekali berusaha keras untuk menarik simpati publik muslim.
Survey kali ini dilakukan pada tanggal 18-28 Mei 2014 di 10 kota di Indonesia terhadap 1440 pemilih muslim dengan usia 20-54 tahun yang ada di perkotaan yaitu : Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Palembang, Pekanbaru, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar. Metode Sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling dengan margin error sebesar 2,64 %
PROFIL MUSLIM KOTA
Dari hasil survey, diketahui sebanyak 58,8% Muslim Kota mengaku kehidupan beragamaan mereka memiliki kedekatan dengan Nahdhatul Ulama (NU), sementara 30,2% mengaku tidak memiliki kedekatan dengan ormas keagamaan manapun, 9,2 % memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah dan sisanya dengan ormas Islam lainnya. Namun demikian, Mayoritas muslim kota mempraktekkan ritual keagamaan seperti Tahlilan (81,5%), Mauludan (89,2%), Qunut Subuh (77,3%) seperti yang biasa dilakukan oleh Nahdliyin.
Muslim kota di Indonesia lebih moderat (77,1%) dalam memilih hijab muslimah yang tidak terlalu tertutup namun juga tidak terlalu terbuka. Dimana tingkat solidaritas terhadap sesama warga negara Indonesia juga lebih tinggi yang ditunjukkan dengan sebagian besar muslim kota (45,7%) memilih membantu Indonesia Timur dibanding Palestina, meski demikian ada 26,6 % muslim kota yang lebih memilih membantu Palestina dibanding Indonesia Timur.
Tingkat optimisme terhadap kondisi Indonesia 5 tahun mendatang paling rendah alah terkait penegakan hukum dengan indeks optimism sebasar 60,5 dan kondisi politik dengan indeks optimism 62,4. Hal ini sejalan dengan pendepat mereka terkait prioritas utama perbaikan yang harus di lakukan paling tinggi adalah masalah korupsi diikuti oleh persoalan kemiskinan dan pengangguran serta mahalnya kebutuhan pokok.
TIPOLOGI MUSLIM KOTA
Dengan melakukan kategorisasi melalui variabel terukur, Islam kultural (71,6%) menjadi mayoritas muslim kota di Indonesia daripada Islam Puritan (28,4%) sedangkan dari Pandangan Keagamaan, mayoritas muslim Kota memiliki pandangan Moderat (65%) dibanding Konservatif (35%). Dari perilaku dan pandangan ini, diperoleh Tipologi muslim kota di Indonesia , yaitu :
– Muslim Nasionalis-Religius (46,3%), Segmen terbesar dengan ciri utama mendukung bila pemimpin Pemerintahan dari Lurah hingga Presiden yang dipilih secara demokratis, Islam adalah agama yang cinta damai dan melakukan ritual keagamaan lokal sesuai tradisi
– Muslim Religius (25,3%), Semen yang setuju dengan munculnya perda syariah dibeberapa daerah di Indonesia dan juga melalukan ritual keagamaan lokal sesuai tradisi
– Muslim Religius-Nasionalis (18,7%), Segmen yang kurang setuju dengan kekerasan dalam menghadapi Kelompok yang tidak menggunakan syariat dan hukum Islam apalagi pemerintah atau lembaga formal dan mengutamakan ritual islam yang murni
– Muslim Ultrareligius (9,7%), Segmen yang setuju dengan Penegakan amar ma’ruf nahi mungkar dengan tindak kekerasan serta Kurang mendukung bila didirikan rumah ibadah agama lain, meskipun telah mendapatkan ijin
Potret tipologi ini disatu sisi menggembirakan karena kelompok muslim moderat yang setia kepada nasionalisme Indonesia masih mayoritas di Indonesia, namun disisi lain gejala konservatisme juga tumbuh subur baik di kelompok muslim kultural maupun puritan.
ELEKTABILITAS PASANGAN CAPRES – CAWAPRES
Pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla memiliki elektabilitas lebih tinggi di kalangan musim kota yaitu sebesar 38,8% dibandingkan Prabowo Subianto – Hatta Radjasa sebesar 29% dengan selisih 9,8% suara. Hal ini menjadi menarik karena masih terdapat 32,3% yang belum memutuskan pilihan, sehingga masih ada ruang bagi masing-masing pasangan untuk menarik pemilih muslim kota. Muslim kota dari pemilih partai Koalisi PDIP lebih solid memilih pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla (67,8%) daripada pemilih dari partai Koalisi Gerindra dalam memilih Prabowo Subianto – Hatta Radjasa (54,6%). Dari kelompok segmen muslim kota, Joko Widodo – Jusuf Kalla dipilih sebagian besar Nasionalis-Religius. Secara Geografis, Elektabilitas pasangan Prabowo Subianto – Hatta Radjasa cukup tinggi di luar Jawa. Sedangkan secara usia, terlihat kecenderungan bahwa pemilih muslim kota yang semakin muda lebih memilih pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla daripada Prabowo Subianto – Hatta Radjasa.
Melihat Hasil Survei kami memprediksikan pemenang Pilpres masih sulit di tentukan, masih cukup besar peluang bagi kedua pasangan Capres-Cawapres dalam waktu hingga bulan Juli nanti untuk mendapatkan perhatian muslim kota dan secara umum hati rakyat. Isu-isu strategis maupun ‘Peluru Serangan’ kepada pasangan lainnya diharapkan tetap dalam koridor untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat