Tipologi Pemilih Kelas Menengah Indonesia
Posted by By admin at 26 February, at 11 : 45 AM Print
Bagi partai atau kandidat adalah penting untuk melihat karakteristik pemilih Indonesia, karakteristik sangat berguna untuk menentukan strategi pemenangan dan metode campaign apa yang akan digunakan oleh partai/kandidat untuk meraih suara sebanyak-banyaknya.
Salah satu lumbung suara yang besar dalam pemilu legislatif dan presiden 2014 adalah pemilih kelas menengah, berbagai data yang di rilis yang bersumber dari BPS menyebutkan pada tahun 2013 56,6% penduduk Indonesia termasuk kelas menengah.
Alvara Research Center mencoba membedah pemilih kelas menengah ini melalui survey segmentasi kelas menengah di 12 kota dengan sampel 1500 responden. Basi segmentasi yang digunakan adalah segmentasi psikografi dengan menggunakan 9 indikator utama.
Setelah melakukan analisis dari survey tersebut Alvara akhirnya menemukan 4 tipologi segmen pemilih kelas menengah. Pertama,Swing Voters “Pemilih Galau” (27.1%), pemilih ini pemilih yang mengikuti kemana arah suara kebanyakan mengalir, mereka memilih Partai/Kandidat karena mengikuti kebanyakan orang memilih partai/kandidat tertentu, mereka juga cenderung juga tidak loyal terhadap partai/kandidat tertentu. Tipe pemilih ini adalah memiliki jumlah paling besar diantara tiga tipe lainnya.
Kedua, Rational Voters “Pemilih Cerdas” (25.1%), pemilih ini merupakan pemilih yang cenderung rasional dalam menentukan partai/kandidat pilihannya, Partai/kandidat yang di pilih dengan pertimbangan platform/ideologi, program, dan figure, kebanyakan dari mereka sudah memiliki pilihan partai/kandidat yang aka dipilih di pemilu 20145
Ketiga, Apathetic Voters “Pemilih Cuek” (25.1%), pemilih ini merupakan pemilih yang cenderung apatis, mereka pemilih yang cuek dan tidak peduli dengan partai/kandidat yang akan mereka coblos di pemilu 2014r, Sebagian besar dari mereka masih bimbang dan belum menentukan partai mana yang akan mereka pilih di pemilu 2014, pemilih ini didominasi pemilih mula dan muda
Keempat, Conservative Voters “Pemilih Kolot” (22.7%), Pemilih yang cenderung memilih partai/kandidat yang memiliki latar belakang agama, Sebagian dari mereka masih bimbang dengan pilihan partai/kandidat yang akan di pilih di pemilu 2014, pemilih ini banyak didominasi pemilih muda dan dewasa
Dari hasil survey ini juga menunjukkan bahwa pemilih cuek dan pemilih kolot masih banyak yang belum menentukan pilihan partai yang akan di pilih, antara 30% – 40 %, sementara pemilih dengan tipe pemilih galau dan pemilih cerdas yang belum menentukan pilihannya tinggal 10% – 20%.
Begitu juga untuk elektabilitas capres, pemilih dengan tipe pemilih cuek dan pemilih kolot masih banyak yang belum menentukan pilihannya sebesar 20% – 30% berbanding dengan pemilih galau dan pemilih cerdas hanya sebesar 9% – 13% yang belum menentukan pilihan capresnya.
Lalu dengan melihat 4 tipologi segmen tadi, pertanyaannya adalah apa implikasinya terhadap masa depan demokrasi Indonesia kedepan?. Kita sadari bersama bahwa demokrasi di Indonesia masih merangkak, hal ini berpengaruh terhadap kematangan dan kedewasaan pemilihnya. Jumlah pemilih yang sebagian besar masih pemilih galau menunjukkan hal ini. Pemilih Indonesia masih mudah terpukau dengan trend sesaat.
Masih belum banyak pemilih Indonesia yang memilih karena faktor platform atau ideologi partai/kandidat, tidak seperti di Amerika, pemilih dengan mudah bisa di kategorikan pemilih demokrat atau republik, di Indonesia pemilih cenderung abu-abu dalam afiliasi politiknya, dan baru kelihatan ketika menjelang pemilu.
Akhirnya dengan seiring berjalannya waktu tentu saja kita berharap pemilih Indonesia semakin cerdas menentukan pilihan dan pemilih yag cuek akan semakin sedikit sehingga pengetahuan masyarakat terhadap politik semakin meningkat dan partasipasi pemilih akan semakin tinggi